Jaman Dahulu kala, di sebuah padang pasir yang luas. Hiduplah aladin sendirian. Aladin Ini pemuda pengangguran yg sangat miskin. Nama lengkapnya Alexander Ahmad Steven Lionheart Alimuddin disingkat Aladin (Mohon maaf jika ada kesamaan nama, ini hanya kebetulan saja.) saking sangat miskinnya, sampai sampai bajunya cuma tinggal yang melekat di badannya saja yakni satu setel jas dan dasi yang udah butuut banget.
Karena tidak tahan hidup di padang pasir yg sepi dan amat gersang, aladin ini pun pergi ke kota besar dibelakang rumahnya. Dengan membawa sekantong uang dollar dan rupiah, tidak lupa membawa kompas dan Ipod. Tapi sialnya uang dan seluruh hartanya habis, karena dirampok dan karena kebanyakan main game multiplayer kayak RF, Ayodance dan SEAL Online. Sampai-sampai Aladin terpaksa menggadaikan Abu, monyetnya, hanya untuk beli aqua botolan.
Akhirnya, si aladin miskin pulang ke rumah melewati sebuah gurun pasir yang sangat ganas, yang ganasnya mampu membuat anak kecil yang menangis pun menjadi diam (?). Karena jaraknya masih jauh, dan Aladin butuh tumpangan, ia pun terpaksa merelakan uangnya yang terakhir, sekeping lima ratusan untuk menelpon supir pribadinya. Karena HP terbarunya Nokia N 96 lupa dibawanya.
Setelah cari-cari telepon umum, akhirnya ketemu juga. Sialnya, waktu mau memasukkan koin lima ratusan itu ke dalam telepon umum, koin itu jatuh dari sakunya dan menggelinding jauh.
Aladin yang kaget tersadar. Segera dikejarnya koin lima ratusan yang menggelinding itu dengan Semangat Empat Lima. Baginya, koin lima ratusan yang terakhir itu adalah penyambung hidupnya.
Koin lima ratusan itu terus menggelinding, dan Aladin tetap saja mengejar. Melewati lembah dan gunung, bermandi peluh dan keringat, didera lapar dan dahaga, diterpa hujan dan badai, disengat panas yang membara, semangat Alexander Ahmad Steven Lionheart Alimuddin alias Aladin tak pernah padam. Baginya lebih baik ia mendapatkan koin itu untuk menelpon supir pribadinya daripada harus dibuat main Di Warnet. Soalnya lagy bikin blog baru (loh, apa hubungannya? )
Sampai akhirnya, sampailah ia di depan sebuah gua tak bertuan (Soalnya ada tulisan “GUA TAK BERTUAN” gede di atasnya, diterangi lampu disko kelap kelip. Red) Koin itu menggelinding jauh masuk ke dalam gua yang gelap. Namun Alexander Ahmad Steven Lionheart Alimuddin (alias Aladin) bukanlah seseorang yang penakut. Ia pernah menakklukkan sepuluh ekor….. kecoa sendirian dengan sekali semprot (semprot?). Tanpa mempedulikan dirinya sendiri, ia berjalan dengan gagah berani memasuki gua yang gelap itu.
“Aduh saklar lampunya mana sih??!” Keluh aladin.(di gua mana ada saklar lampu?) seru Aladin sambil sesekali terantuk batuan stalaktit dan stalakmit gua yang tersusun dari batuan kapur yang setiap tahun sekali selalu memanjang karena perubahan struktur kapur disebabkan rembesan air dari bagian atas gua. Walau begitu ia masih bisa melihat kilauan koin lima ratusannya, berpendar dalam kegelapan, menggelinding makin jauh masuk ke dalam.
Sampai suatu saat koin yang menggelinding itu tiba-tiba terantuk sesuatu yang berkilauan. Aladin begitu amat sangat terkejut, karena tiba-tiba ia berada dalam sebuah ruangan gua yang luas dan terang. Sehingga ia bisa melihat benda yang telah menghalangi koinnya untuk tetap maju.
“Eeehhh…. ini kan…” Dipungutnya sebuah benda seperti lampu pelita tua dalam cerita-cerita ‘Aladin dan Jin Lampu’ itu dan dipandanginya baik-baik.
“Ini kan pispot (pispot?), siapa sih yang kurang kerjaan, naruh pispot di sini” Aladin kesal. Ditendangnya pispot itu jauh-jauh dan dipungutnya koin lima ratusannya di tanah. Koin itu dimasukkan nya dalam sebuah kantung kulit yang diikat erat-erat. Kantung kulit itu kemudan dimasukkan ke dalam sebuah safety box portabel yang memiliki nomer kombinasi digital yang tersusun atas 10 kombinasi angka dan huruf. Belum lagi sistem pengamanannya yang dilengkapi dengan access restriction untuk user selain root group. Sehingga hanya hacker professional saja yang bisa menjebol passwordnya. ( untuk mencarinya passwordnya dapat menggunakan rapid*share. Tp pake account premium loh !! apa hubungannya yah .red)
Saat akan beranjak dari situ, tiba-tiba dari belakangnya muncullah asap keperakan yang disusul suara ledakan seperti ledakan mercon. Waktu Aladin menoleh, di belakangnya berdirilah sesosok tubuh yang mengerikan. Wajahnya hitam, tubuhnya besar, lebih besar sedikit dari badak dan lebih kecil sedikit dari anaknya gajah. Matanya melotot merah seperti mata orang yang kurang tidur. Taringnya tajam dan ada sedikit bekas darah segar di situ (Lho iya, ini kan jin, bukan drakula, kalau gitu taringnya gak jadi deh. Red). Ia mengenakan setelan jas armani yang sudah sobek-sobek. Matanya yang melotot memandangi Aladin tajam-tajam. Aladin merasa ngeri.
“S..SSSiapa KK..Kamu??” Gemetar suara Aladin bertanya pada sosok sangar di depannya.
Sosok sangar itu menjawab dengan suara berat yang mengerikan “HMMMM…… AKU ADALAH BLACK GENIE, JIN PENGHUNI LAMPU AJAIB YANG TELAH DIKURUNG SELAMA SERIBU TAHUN HMMMM……”
“B..Black Genie?? Oh… pantas…” Gemetar suara Aladin lagi.
“HMMM…… APA?!” Seru sang jin merasa terhina (padahal aslinya kan emang begitu)
“Eh bukan… maksudku…..maksudku kamu apanya Black Cannibal?” Aladin bertanya takut-takut.
“HMMMM…….. BLACK CANNIBAL ITU…. ADALAH SAUDARANYA ANAK KEPONAKAN CUCU PAMAN NENEK BAPAKKU MUHAHAHAHA HMMM….”
“Ketawanya jelek banget” Kata Aladin setengah berbisik.
“HMM……APA?!” Seru sang Jin lagi, kini ia benar-benar marah. “ENAK AJA KAMU BILANG KETAWAKU JELEK!! AKU DULU PEMENANG KONTES KETAWA TINGKAT KECAMATAN DI ALAM JIN!! AKAN KUHUKUM KAMU KARENA TELAH MENENDANG LAMPU TEMPAT AKU DIKURUNG!! Dan karena bilang ketawaku jelek hmmm……”
“T..Tunggu Om Jin…. Kukira itu bukan lampu, tapi pispot…. m…maaf.. soalnya mirip sih” jawab Aladin makin ketakutan. (BERSAMBUNG)
[Jokes]Aladin versi aneh - Part 2 disini
0 komentar:
Posting Komentar